• Jelajahi

    Copyright © Bongkar Fakta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Petani Plampang Blokade Jalan Lintas Sumbawa–Bima, Desak Pemerintah Usut Pembakaran 20 Pondok dan Ribuan Ton Pupuk

    Kamis, 27 November 2025, November 27, 2025 WIB
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Foto waraga saat blokir jalan di desa Usar kecamatan Plampang 


    Plampang, Sumbawa - bongkarfakta.com ~ Aksi blokade Jalan Lintas Sumbawa–Bima oleh ratusan petani dari SP3 Kecamatan Plampang kembali memanas pada Kamis (27/11). Warga turun ke jalan setelah menerima kabar bahwa 20 pondok petani, sekitar 1.000 ton pupuk, puluhan dus bibit jagung, serta bibit padi diduga hangus terbakar saat kegiatan Patgab di Blok Ale, Kecamatan Empang.

    Aksi dimulai sekitar pukul 17.30 Wita. Para petani yang mengecek lokasi ladang mendapati pemandangan yang memukul hati: pondok-pondok yang selama ini digunakan sebagai tempat berteduh rata dengan tanah, pupuk dalam jumlah besar hangus tak bersisa, bibit jagung sekitar 20 dus ikutan terbakar, dan bibit padi yang disimpan untuk musim tanam ikut musnah.


    Seorang warga yang berada di lokasi blokade menyampaikan bahwa jumlah kerugian ini sangat besar dan berdampak langsung pada keberlangsungan masa tanam mendatang. “Bukan satu atau dua pondok yang dibakar ada 20 pondok. Pupuk kami yang sekitar 1.000 ton habis. Bibit jagung puluhan dus ikut hangus. Ini mematikan kehidupan kami sebagai petani,” ujarnya dengan nada penuh kecewa.


    Kerugian besar tersebut memicu kemarahan kolektif yang menggerakkan masyarakat turun ke jalan. Massa menumpuk kayu, batu, serta membakar ban untuk memblokade jalur utama. Arus lalu lintas dari dua arah terputus total, sementara warga dari berbagai desa berdatangan untuk menyatakan solidaritas.


    Dalam tuntutannya, warga meminta Pemerintah Daerah Sumbawa hadir langsung di lokasi aksi untuk memberikan penjelasan resmi, serta aparat penegak hukum segera mengusut dan menangkap pihak yang diduga bertanggung jawab atas pembakaran tersebut. Mereka menilai tindakan itu tidak hanya merusak fisik, tetapi juga mengancam masa depan pertanian di wilayah mereka.


    “Kami tidak akan meninggalkan jalan ini sebelum pemerintah turun. Kami ingin penjelasan konkret—bukan janji. Kerugian sebesar ini tidak boleh dianggap biasa,” tegas seorang tokoh masyarakat yang turut mengatur jalannya aksi.


    Hingga pukul 19.24 Wita, massa masih bertahan di titik blokade. Situasi berlangsung kondusif namun tegang, dengan jumlah warga terus bertambah. Aparat belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan pembakaran yang menimpa para petani tersebut.


    Aksi malam ini mencerminkan bahwa ketika kepentingan masyarakat kecil terusik dan kerugian mencapai titik kritis, suara mereka akan menggema keras di ruang publik. Petani Plampang berharap pemerintah bergerak cepat, menyelidiki insiden ini secara serius, dan memberikan kepastian hukum agar tragedi serupa tidak terulang.( Andy)


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini